SELAMAT DAN SUKSES

Atas nama seluruh KOMUNITAS WEBSITE MYTWINS-CARE :

MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS KELAHIRAN KEMBAR

Badrika-Wisesa

RS Pondok Indah

Senin 9/1/2012, pkl 07.06 WIB







KELUARGA KEMBAR BARU

KELUARGA KEMBAR BARU
Oneng dan Dony memiliki putra kembar Badrika-Wisesa

Selasa, 12 Agustus 2008

APAPUN, JANGAN PISAHKAN MEREKA


INI cerita tentang kawan saya. Ia mempunyai anak kembar perempuan umur 11 tahun, Pritha dan Prithi. Meski mereka kembar, tetapi perilaku mereka berbeda. Pritha sangat rajin belajar dan patuh perintah orang tua. Sedangkan Prithi tidak demikian. Prithi selalu membantah, malas-malasan mengerjakan tugas rumah dari gurunya. Ia sepertinya tidak punya motivasi untuk meraih rangking kelas. Apa yang terjadi pada keluarga ini?

SELIDIK PUNYA SELIDIK, ternyata kawan saya tadi –sebagaimana diakuinya-- pernah melakukan kesalahan besar dalam hidup keluarganya. Saat ia dipindah tugas ke luar Jawa --untuk menghemat biaya-- ia hanya mengajak Pritha. Sementara Prithi dititipkan ke neneknya di Jawa. Kesalahan yang harus ditebus mahal. Meskipun ia sudah berkecukupan dan tinggal bersama lagi di Jakarta, namun ada yang terluka di dalam keluarga tersebut. Prithi merasa bahwa dia bukanlah pilihan orang tuanya, karena yang dipilih adalah Pritha. Bisa jadi ia mewujudkannya dengan perilakunya.

Meski kembar, tetapi mereka berdua tetap merupakan individu yang mempunyai sifat, harapan, keinginan, kepandaian, dan kepribadian yang berbeda. Hal itu menuntut perlakuan berbeda pula. Komunikasi Prithi yang baru saja berkumpul kembali dengan orang tuanya tentu tidak sepenuh komunikasi Pritha dengan kedua orang tuanya. Komunikasi Prithi dengan keluarganya masih dalam kategori proses belajar, saling mengenal satu sama lain. Berbeda dengan Pritha yang tidak pernah berpisah dengan orangtuanya. Semua karakter yang dimilikinya dikenali kedua orang tuanya.

Mungkin Prithi sedih dan kecewa karena baru berkumpul dengan orang tuanya kemudian. Dia merasa tidak seberuntung Pritha. Dia merasa disingkirkan, kehadirannya dianggap merepotkan sehingga harus dititipkan kepada neneknya. Sekalipun mungkin sang nenek sangat memanjakannya.

Dibutuhkan komunikasi yang harmonis antara orang tuanya dengan Prithi agar harapan, keinginan dan masalahnya dapat ditampung dengan baik sehingga ditemukan solusi terbaik. Prithi tidak merasa asing dengan orang tuanya, tidak merasa dibedakan dengan Pritha. Kunci penyembuhannya terletak pada kawan saya dalam merekonstruksi kembali keutuhan komunikasi terhadap kedua anak kembarnya dan anak-anak yang lainnya. Bagaimana pun mengasuh anak kembar memang repot. Jangan mebandingkan antar keduanya. Jangan sampai anak merasa semakin frustasi dengan keterasingannya dalam keluarganya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BISA jadi Anda memiliki pandangan lain? Silakan Anda tulis