SELAMAT DAN SUKSES

Atas nama seluruh KOMUNITAS WEBSITE MYTWINS-CARE :

MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS KELAHIRAN KEMBAR

Badrika-Wisesa

RS Pondok Indah

Senin 9/1/2012, pkl 07.06 WIB







KELUARGA KEMBAR BARU

KELUARGA KEMBAR BARU
Oneng dan Dony memiliki putra kembar Badrika-Wisesa

Selasa, 23 Agustus 2011

AYAH BISA TERKENA BABY BLUES

TIBA-TIBA dihadapkan menjadi bapak dari anak-anak kembar? Benarkah bayi kembar ini yang selama ini dikandung isteriku dan ditunggu-tunggu? Benarkah anak kembar istimewa? Mampukah saya menjadi bapak anak-anak kembar? Aneka kegalauan menerpaku begitu kandungan isteriku menginjak usia trimester tiga. Dan semakin memuncak saat kembar sudah ada dalam gendongan kanan kiri. Aku menjadi gelisah sendiri, segelisah isteriku.



LAKI-LAKI yang baru saja menjadi ayah (apalagi ayah anak kembar) boleh jadi (senantiasa) kebingungan saat menghadapi kembar. Bagaimana mengendong keduanya dengan adil; bagaimana mengganti popok bergantian sedangkan yang satu menangis kencang dan membangunkan kembarannya; bagaimana meredakan tangisnya; bagaimana menyusuinya saat isterinya tertidur kelelahan? Sementara sebagai keluarga baru (new family) mereka jauh dari bantuan orang terdekat.

Ternyata bukan hanya ibu melahirkan saja yang menderita gonjang-ganjing emosi ini. Para bapak pun ternyata ikut-ikutan sewot, termasuk di dalamnya saya. Semuanya serba salah!. Bahkan muncul rasa was-was jangan-jangan ada yang salah dalam proses pertumbuhan kembar semasa dalam kandungan. Jangan-jangan kami tidak bisa merawat si kembar. Jangan jangan....!

Kadang, tumbuh perasaan bisa jadi saya merasa tak mampu menjadi ayah yang baik¸ tak mampu menjadi suami idola bagi isterinya, dan bahkan bukan sebagai super dad yang handal. Bahkan pada tataran waktu, secara ekonomi para bapak baru ragu dengan kemampuan bisa membesarkan buah hati secara layak. Bayang-bayang kesulitan membesarkan kembar mengawang.

Semua perasaan ini berkecamuk dalam diri ayah baru, yang secara sosial ditasbihkan menjadi kepala keluarga. Kadang pikirannya tadi terpaksa ia tanggung sendirian, karena ia tidak mau memberatkan beban pikiran isterinya yang sudah sembilan bulan lebih terseok-seok menggendong kembar dalam perutnya. Ketika kesehatan jiwa dan mental ayah menjadi terganggu, maka akan mengarah kepada PPD atau sindroma baby blues.

Fenomena tersebut dikenal dalam istilah kedokteran sebagai sindroma baby blues. Sebuah perubahan fenomena emosional yang tidak stabil, seiring dengan ketidakseimbangan hormonal ibu-ibu hamil. Sekitar 50%-70% ibu yang pertama kali melahirkan merasakan riuh rendahnya perubahan emosi berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran anaknya.

Kasus baby blues ternyata bisa juga melanda kaum bapak. Satu dari 10 laki-laki yang baru menjadi bapak terbukti menderita postpartum depresion (PPD) sampai bayi berusia 1 tahun. Temuan itu dimuat dalam jurnal media the American Medical Association. Psikiater Bob Schuemann mencermati kondisi para ayah yang risau ketika menyandang peran baru. Merujuk penelitian yang dilakukan Universitas Oxford yang melibatkan sekitar 2.000 ayah baru terdeteksi ada sekitar 3% yang menderita baby blues tak lama setelah menjadi ayah.

Penelitian lain yang dilakukan Dr. Paul Ramchadani, seorang psikiater merilis adanya pola PPD pada ayah yang berdampak pada perilaku anak sejak dini. ”Depresi pada ayah berdampak spesifik pada perkembangan emosi dan perilaku anak-anak pada usia dini, ” katanya. Dampaknya perilaku pada anak laki-laki tercatat dua kali lipat daripada pada anak perempuan, pada tahun tahun pertama pertumbuhan mereka.

Dr. Rachamdani melakukan penelitian kesehatan mental pada 12.800 pasangan pada beberapa minggu pasca kelahiran bayi dan pada perkembangan anak saat memasuki 2 tahun. Perkembangan emosi dan perilaku anak diteliti lagi pada saat anak memasuki 3 tahun. ”Perkembangan perilaku anak laki-laki dan depresi pada ayah sangat mencolok, ” katanya. ”Bisa jadi anak laki-laki sangat sensitif terhadap pola asuh ayah mereka, ” tambahnya.

Memang belum ada penelitian hubungan anak kembar dengan para ayah yang beranak kembar. Namun dengan pengalaman yang saya dapatkan dan ingat, PPD bisa juga melanda ayah anak-anak kembar. Saya meyakini kesimpulan Dr. Paul Rachamdani beberapa hal di antaranya. Saya yakin bahwa kegalauan yang melanda ayah baru lebih pada faktor :

• Perhatian dan seluruh perhatian semua orang, saat ibu dan anak kembarnya pulang dari rumah sakit, cenderung mengabaikan kehadiran ayah baru.
• Semua kebutuhan rumah tangga terfokuskan kepada ibu dan anaknya. Apalagi bila anaknya kembar.
• Di sisi lain, ayah dituntut secara sosial untuk tidak menampakkan emosinya, tidak cengeng, tampil sebagai ayah yang heroik (apalagi anaknya kembar), keluarga yang istimewa, langka.
• Kesiapan dukungan finansial yang ekstra.

Saran saya bagi ayah baru :
• Temu sahabat, atau ayah yang bernasib sama untuk curhat berbagi rasa. Kalau perlu ikut klub ayah-ibu beranak kembar. Di Indonesia hanya akan kembar yang punya kelompok bersama.
• Baca artikel yang sama di web, blog, media
• Buat catatan harian anda, isteri bersama anak kembar Anda.
• Berbagilah pekerjaan bersama isteri dan anggota keluarga di rumah.
Yang penting, yakinlah bahwa Anda tidak sendirian!.
-- Priyo SM, www.palmbeachpost.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BISA jadi Anda memiliki pandangan lain? Silakan Anda tulis