Selasa, 12 April 2011
KEMBAR HARUSKAH BEDA?
ANAKKU kembar. Sekarang berusia 9 tahun, sering saya jadikan objek penelitian ku dalam banyak hal. Sejak dulu saya membuat aksioma (dugaan sementara) bahwa mereka adalah 2 kehidupan yang berbeda. Bukan dua kehidupan yang selalu dianggap sama, sebagaimana pandangan masyarakat akan si kembar.
Mereka hidup dalam dunia yang tidak selalu saya samakan. Dan mereka terbiasa tidak selalu dianggap sama!. Ketika yang satu sakit A, belum tentu yang lainnya akan sakit yang sama. Ketika yang satu meminta barang X belum tentu yang lain menginginkan barang yang sama. Ketika yang satu mau libur ke kampong mbaknya di Wonogori, yang satu justru pengin bersama ayah ibunya di Jakarta, sambil merasakan sepinya di rumah yang biasa mereka tempati bersama.
Perbedaan perlakuan yang bukan berarti keduanya menjadi beda. Buktinya, kedua-duanya menjadi ketua kelas di kelasnya masing-masing, nilai keduanya hanya beda bergantian 0,0X sekian, keduanya memilih selera yang sama kendati sedang berada di tempat terpisah, keduanya punya warna suara yang sama, keduanya bermain saling mengisi saat casting iklan dan operet berpasangan, keduanya punya talenta yang hampir sama. Bahkan keduanya punya aura energiyang sama. Memang,dari sejuta persamaannya ada pula sejuta perbedaannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
BISA jadi Anda memiliki pandangan lain? Silakan Anda tulis